Jakarta, Mediatrans.id – PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) mengungkapkan bahwa industri pemeliharaan, perbaikan, dan operasi (Maintenance, Repair, and Operation/MRO) penerbangan nasional menghadapi ancaman serius akibat krisis talenta dan kendala rantai pasok yang belum terselesaikan.
Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi, menyebut bahwa meskipun Indonesia memiliki cadangan sumber daya manusia unggul di sektor aviasi dan MRO, banyak dari mereka justru memilih hijrah ke Timur Tengah karena tawaran gaji dan jenjang karier yang lebih menarik.
“Indonesia ini sangat kaya talenta di sektor aviasi. Tapi banyak dari mereka lebih memilih kerja di MRO Timur Tengah. Ini jadi tantangan serius buat kami,” ujar Andi dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis pekan lalu.
Fenomena brain drain ini terjadi di tengah pertumbuhan industri aviasi global yang kian stabil. IATA bahkan memproyeksikan pendapatan industri penerbangan global akan naik 4,4% hingga mencapai 1,007 triliun dolar AS.
Namun, di balik peluang pasar yang terus tumbuh, GMFI juga menghadapi tekanan biaya operasional, keterbatasan material, dan krisis tenaga kerja terampil—isu yang kini menjadi tantangan global di sektor MRO.
“Permintaan perawatan pesawat meningkat. Tapi di sisi lain, suplai SDM dan ketersediaan material tidak semudah itu. Tantangan kita kompleks,” lanjut Andi.
Indonesia Berpotensi Jadi Lumbung Talenta Aviasi Dunia
Menurut Andi, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi hub penyedia tenaga ahli aviasi, jika pengembangan SDM dilakukan secara serius dan terstruktur. Untuk itu, GMFI menegaskan komitmennya dalam mengakselerasi pelatihan dan membangun kolaborasi lintas sektor.
“Kami ingin GMFI jadi bagian penting dari solusi—bukan hanya untuk industri nasional, tapi juga pasar global,” tegasnya.
Supply Chain Masih Terhambat, Tapi Pasar Regional Menjanjikan
Di sisi lain, GMFI menyebut tantangan supply chain global yang tidak stabil menjadi hambatan tersendiri dalam memenuhi kebutuhan operasional. Meski begitu, GMFI mengklaim telah menyiapkan sejumlah strategi agar tetap kompetitif dan menjaga kualitas layanan.
Andi menambahkan bahwa GMFI melihat peluang besar di kawasan Asia Tenggara dan Oseania seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina, Fiji, hingga Australia. Kawasan ini dinilai punya pertumbuhan pasar MRO yang pesat dan menjanjikan.
“Kami tetap optimistis. Dengan kapabilitas kami saat ini, pasar regional akan menjadi salah satu fokus utama ekspansi bisnis,” tandasnya.*(MT-01/Ant)