Belawan, Mediatrans.id – Suara mesin nyaris tak terdengar. Tak ada asap mengepul. Di dalam bus yang bergerak perlahan menyusuri jalanan Medan, puluhan wajah kecil terlihat penuh rasa ingin tahu. Mereka bukan sedang dalam perjalanan wisata biasa. Hari itu, Selasa (22/4), mereka sedang belajar mencintai bumi—dari atas bus listrik.
Puluhan siswa SD Hang Tuah 1 Belawan mendapat pengalaman langka: menjelajahi kota dengan moda transportasi yang ramah lingkungan. Di tengah peringatan Hari Bumi 2025, Pelindo Multi Terminal (SPMT) mengajak mereka memahami satu hal penting—bumi butuh kita semua.
“Kita ingin anak-anak tahu, bahwa menjaga bumi bisa dimulai dari hal kecil,” kata Joni Ilyas, VP Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) SPMT. Sepanjang perjalanan, anak-anak belajar tentang transportasi rendah emisi, pentingnya tidak membuang sampah sembarangan, dan bagaimana energi terbarukan bisa jadi masa depan.
Bus listrik itu berangkat dari Belawan menuju titik nol Kota Medan, lalu singgah ke Terminal Penumpang Bandar Deli. Bukan sekadar berkeliling, anak-anak diperkenalkan dunia kepelabuhanan—sebuah sektor yang biasanya jauh dari jangkauan imajinasi anak SD. Tapi hari itu, mereka menyentuhnya langsung.
“Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga,” ujar Pujiati, Kepala Sekolah SD Hang Tuah 1 Belawan. Ia melihat sendiri bagaimana anak-anaknya menikmati setiap detik perjalanan. Tak ada polusi, tak ada bising. Hanya gelak tawa dan keingintahuan yang tumbuh di balik jendela bus.
Tak hanya tur kota, SPMT juga memberikan buku dan alat mewarnai. Sebuah isyarat bahwa belajar mencintai lingkungan tak harus lewat ceramah, tapi bisa lewat warna-warna ceria di halaman buku.
Bagi Joni Ilyas, ini bukan kegiatan satu hari. “Ini bagian dari komitmen kami dalam program TJSL yang selaras dengan SDGs, terutama di bidang lingkungan dan pendidikan,” katanya.
Sebagai subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero), SPMT mengelola terminal nonpetikemas di seluruh Indonesia. Tapi hari itu, mereka tak bicara logistik. Mereka bicara tentang masa depan bumi, lewat mata anak-anak kecil Belawan.
Dan mungkin, ketika bus itu berhenti di akhir perjalanan, benih-benih cinta lingkungan telah tertanam dalam diam—siap tumbuh bersama generasi yang akan datang. (Karnali Faisal)