Surabaya, Mediatrans.id – Di tengah geliat pertumbuhan industri logistik dan pelabuhan yang kian pesat, PT Terminal Teluk Lamong (TTL) menunjukkan langkah konsisten untuk tidak hanya menjadi pelabuhan modern dan efisien, tetapi juga terminal yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Upaya itu kembali membuahkan hasil: TTL berhasil mempertahankan sertifikasi ISO 14001:2015, sebuah pengakuan atas keberhasilan mereka dalam menerapkan manajemen lingkungan yang berstandar internasional.
Sertifikasi yang diterbitkan oleh Badan Sertifikasi GCL International ini bukan sekadar simbol prestise. ISO 14001:2015 adalah standar global yang mewajibkan perusahaan untuk mengelola risiko lingkungan, mematuhi regulasi, serta menunjukkan komitmen pada peningkatan berkelanjutan dalam pengelolaan dampak terhadap alam. TTL, dengan pendekatan berbasis digitalisasi sistem, menjadi salah satu perusahaan pelabuhan yang menonjol dalam mengadopsi standar ini secara konsisten.
“Implementasi audit ISO 14001:2015 ini merupakan bagian dari visi besar kami sebagai greenport terbaik,” ujar David Pandapotan Sirait, Direktur Utama PT TTL, dalam pernyataan resminya di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (24/4). Menurutnya, keberhasilan ini mencerminkan budaya kerja yang dibangun di TTL: kualitas, kepatuhan, dan keberlanjutan menjadi prinsip utama yang menopang seluruh proses bisnis.
Lebih dari sekadar mempertahankan sertifikat, TTL membuktikan bahwa digitalisasi bukanlah tujuan akhir, melainkan sarana untuk membangun efisiensi operasional yang ramah lingkungan. Langkah-langkah seperti pengurangan penggunaan kertas dalam dokumentasi serta efisiensi bahan bakar minyak dalam operasional menjadi praktik nyata dari komitmen tersebut.
Tak hanya di Terminal Teluk Lamong, standar manajemen lingkungan ini juga tengah diperluas hingga ke Terminal Petikemas Nilam (TPK Nilam), terminal yang berada di bawah pengelolaan TTL. Audit yang berlangsung pada 21–23 April 2025 mencakup ruang lingkup operasional TPK Nilam sebagai bagian dari ekspansi penerapan sistem ISO 14001.
“Terminal masa depan adalah terminal yang tidak hanya cepat dan efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan,” tegas David. Pernyataan itu menjadi refleksi visi TTL dalam menghadirkan pelabuhan-pelabuhan modern yang tidak mengabaikan tanggung jawab ekologis.
Dari hasil audit tersebut, TTL dinilai berhasil menjalankan sistem manajemen lingkungannya secara efektif. GCL International, sebagai badan sertifikasi independen, memberikan catatan positif terhadap upaya TTL. Lead Auditor GCL, Eni Herawati, bahkan secara khusus mengapresiasi langkah digitalisasi menyeluruh yang dilakukan perusahaan.
“TTL telah menunjukkan pencapaian signifikan dalam efisiensi penggunaan sumber daya alam. Ini tercermin dari minimnya penggunaan kertas dan penghematan bahan bakar dalam aktivitas operasional,” ujar Eni. Menurutnya, langkah ini merupakan bukti bahwa tanggung jawab lingkungan bisa berjalan seiring dengan inovasi teknologi.
Langkah TTL mengadopsi sistem digital untuk menunjang keberlanjutan lingkungan bukan hanya menjadi kebanggaan internal, tetapi juga sinyal penting bagi industri pelabuhan di Indonesia: bahwa modernisasi harus dibarengi dengan kepedulian terhadap alam. TTL bukan sekadar mengelola lalu lintas logistik, tapi juga tengah merancang warisan hijau untuk generasi mendatang.*** (Karnali Faisal)