Makassar, Mediatrans.id – Suasana peringatan Hari Kartini di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tahun ini terasa berbeda dan lebih berwarna. Mengusung tema “History and Heritage: Celebrating Women in Leading Change,” peringatan tersebut menjadi lebih istimewa karena bertepatan dengan ulang tahun ke-3 Mutiara Pelindo, komunitas perempuan berkarya di Pelindo.
Di tengah kemeriahan acara yang dihadiri secara langsung maupun virtual oleh pekerja perempuan dari seluruh wilayah kerja Pelindo, Direktur SDM dan Umum Pelindo, Ihsanuddin Usman, menegaskan kembali komitmen perusahaan untuk membuka ruang sebesar-besarnya bagi perempuan. “Pasca merger, kuota untuk pekerja perempuan setara dengan pekerja laki-laki dan selalu terpenuhi, bahkan melebihi target. Sekarang, sudah ada beberapa General Manager perempuan, termasuk Direktur Utama dan Direktur di Subholding,” ujar Ihsanuddin dalam sambutannya.
Kehadiran para perempuan tangguh dalam struktur kepemimpinan Pelindo menjadi bukti bahwa perjuangan R.A. Kartini masih relevan hingga kini. Tak sekadar mengenakan kebaya dalam kompetisi bertajuk Kartini Kebaya Competition, para pekerja perempuan Pelindo menunjukkan bahwa mereka juga mampu tampil sebagai pemimpin, inovator, dan agen perubahan di lingkungan kerja mereka.
Ketua Umum BPP PIP Pelindo, Astri Arif Suhartono, pun menekankan pentingnya kekompakan dan kolaborasi. Ia mengajak dua organisasi perempuan di Pelindo—yakni PIP yang beranggotakan istri pegawai, dan Mutiara Pelindo yang menaungi pekerja perempuan—untuk saling mendukung dan membangun kapabilitas bersama. “Kompak saja belum tentu sukses, apalagi kalau tidak kompak,” kata Astri berseloroh, seraya menyampaikan pesan Pembina Utama Mutiara Pelindo, Arif Suhartono.
Ketua Mutiara Pelindo periode 2024–2026, Ruri Indrasari Rachmaputri, mengajak seluruh elemen Pelindo untuk terus menjaga semangat emansipasi dalam keseharian. “Kami tidak hanya menghormati perjuangan Ibu Kartini, tetapi juga merayakan kontribusi perempuan dalam membawa perubahan,” ujarnya. Ruri juga menyerukan dukungan dari para pemimpin dan rekan kerja laki-laki untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan adil.
Puncak acara semakin menginspirasi ketika dua tokoh perempuan, Yuli Ashaniaisji Ramadan dari Srikandi PLN Bangka Belitung dan peneliti sekaligus penggiat wirausaha berkelanjutan, M. Ahmi Husein, berbagi kisah perjuangan dan semangat kemandirian finansial di seminar bertema Kartini Inspiratif: Kemandirian Finansial, Kreativitas, dan Kontribusi Sosial.
Di tengah era digital dan transformasi industri, Pelindo membuktikan bahwa warisan Kartini bukan sekadar narasi sejarah, melainkan panduan nyata dalam membentuk budaya kerja yang inklusif dan berkeadilan. Semangat para Kartini Pelindo hari ini menjadi cermin bahwa perempuan tak hanya merawat warisan, tetapi juga memimpin perubahan.* (Karnali Faisal)