Di balik kelancaran arus barang dan ekspor-impor, ada infrastruktur penting bernama depo kontainer. Bagaimana perannya, tantangannya, dan mengapa industri harus mulai lebih peduli?
Jakarta, Mediatrans.id – Di tengah derasnya arus barang di pelabuhan dan jalur distribusi nasional, keberadaan depo kontainer sering kali luput dari sorotan. Padahal, peran depo kontainer sangat krusial dalam rantai pasok logistik di Indonesia.
Menurut Rahmawani Harahap, Direktur Samudera Sarana Logistik, depo kontainer berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara kontainer kosong setelah bongkar muatan dan sebelum kembali diisi untuk pengiriman selanjutnya.

“Depo itu semacam vendor bagi perusahaan pelayaran. Mereka menyimpan dan merawat kontainer agar siap digunakan kembali,” ujar Rahmawani dikutip dari Samudera Talks.
Beberapa layanan utama depo kontainer antara lain lift on-lift off, pembersihan, perbaikan, hingga pre-trip inspection (PTI) untuk kontainer berpendingin (reefer container). Bahkan teknologi terkini seperti Integrated Depot System digunakan untuk mengatur efisiensi lahan dan pergerakan kontainer secara digital.
Namun di balik itu, depo juga menghadapi tantangan serius. Salah satunya adalah saat memasuki musim puncak (peak season), dimana keterisian lahan meningkat drastis hingga 80 persen lebih. Hal ini memaksa operator menumpuk kontainer hingga 8 tier, yang berisiko pada aspek keselamatan dan efisiensi kerja.
Selain itu, perawatan kontainer juga membutuhkan prosedur cleaning berbeda sesuai jenis muatan sebelumnya. Kontainer yang membawa ikan misalnya, harus dibersihkan dengan campuran bahan kimia agar tidak meninggalkan bau.
Tidak hanya itu, depo juga mendukung keberlanjutan industri dengan mendaur ulang kontainer yang sudah uzur menjadi portacamp atau scrap. Bahkan, kontainer bekas kini digunakan untuk F&B outlet, ruang penyimpanan sementara, hingga hunian sementara.
“Depo kontainer adalah bagian vital dari logistik modern. Tanpa depo, arus kontainer bisa macet total,” kata Rahmawani.
Ia pun mengingatkan pentingnya kolaborasi erat antara operator depo, pelayaran, dan pemilik barang agar distribusi logistik nasional tetap lancar.*(MT-01)