Jakarta, Mediatrans.Id – Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Adil Karim, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan digitalisasi dalam memperkuat ekosistem logistik nasional. Hal itu disampaikannya dalam sebuah diskusi dengan Bea Cukai Tanjung Priok beberapa waktu lalu.
Menurut Adil, perubahan arah industri logistik dari sekadar pergudangan menjadi pengelolaan rantai pasok (supply chain management) menuntut pelaku usaha untuk terus beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
“Kalau dulu kita bicara pergudangan dan forwarder, sekarang sudah bicara digitalisasi, pelacakan kontainer secara real-time, dan efisiensi waktu,” ujarnya.
Adil juga mengungkapkan, ALFI telah bertransformasi sejak awal berdiri sebagai Gabungan Forwarder dan Ekspedisi Seluruh Indonesia (GAFEKSI) pada 1989. Perubahan nama menjadi ALFI pada 2010 mencerminkan visi baru asosiasi dalam mendukung modernisasi industri logistik nasional.
Ia menyoroti pentingnya keberadaan National Logistics Ecosystem (NLE) yang menurutnya mampu memangkas waktu dan biaya logistik melalui integrasi data dan sistem digital.
“Kalau dulu tracing kontainer sulit, sekarang semua terpantau. Kita bicara just in time, bukan hanya just on time lagi,” katanya.
Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti yang paling berat menghadapi pandemi COVID-19, Adil bersyukur mayoritas anggotanya bisa tetap survive.
Adil menyatakan, ALFI terus mendukung kebijakan Bea Cukai dan berperan aktif dalam peningkatan kualitas layanan logistik. Ia menekankan bahwa pelayanan, pengawasan, dan penerimaan negara harus berjalan seimbang agar tujuan optimalisasi dapat tercapai.
“Tidak ada yang sempurna, tapi kita harus terus berproses menuju kesempurnaan itu,” pungkasnya. (Karnali Faisal)