Semarang, Mediatrans.id — Di tengah teriknya matahari pagi di kampus Universitas Diponegoro, Semarang, suasana tampak berbeda. Jumat (25/4/2025) menjadi hari penting bagi masyarakat pesisir utara Jawa Tengah, khususnya warga di Desa Morodemak, Purworejo, dan Margolinduk, Kabupaten Demak. Hari itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo meresmikan tahap kedua Program Kolaborasi Restorasi Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat, berkolaborasi dengan PT PLN (Persero).
Program ini bukan sekadar upaya pelestarian lingkungan. Di baliknya, tersimpan komitmen kuat Pelindo untuk membawa perubahan nyata bagi masyarakat pesisir. “Program ini adalah bentuk nyata kontribusi Pelindo mendukung keberlanjutan ekosistem laut dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir,” ujar Ardhy Wahyu Basuki, Group Head Sekretaris Perusahaan Pelindo.
Tak hanya menanam mangrove atau menjaga garis pantai, inisiatif ini menyentuh langsung kehidupan nelayan. Bantuan berupa alat GPS dan sistem analisis satelit diberikan agar para nelayan dapat menentukan lokasi penangkapan ikan secara lebih presisi.
Teknologi itu menjadi jawaban atas tantangan klasik: hasil tangkapan yang semakin tidak menentu. Selain itu, kelompok masyarakat juga dibekali dengan peralatan pengolahan hasil laut dan pemanfaatan limbah ikan menjadi pakan ternak dan tepung ikan, sebagai bagian dari pendekatan zero waste.
“Semua ini diarahkan agar masyarakat mampu mengelola sumber daya laut secara mandiri dan berkelanjutan,” lanjut Ardhy.
Di bawah payung program “Pelindo Peduli” dan “PLN Peduli”, kegiatan ini mengusung semangat Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Masyarakat tak hanya menerima bantuan teknis, tetapi juga pelatihan pemasaran digital dan penguatan kelembagaan lokal—sebuah strategi menyeluruh untuk membangun ketahanan ekonomi dan sosial di kawasan pesisir.
Sebelumnya, Pelindo dan PLN juga menerapkan teknologi inovatif dalam restorasi ekosistem laut melalui pemasangan struktur Terumbu Buatan (APR) dan Apartemen Ikan (AFA) berbahan beton Fly Ash Bottom Ash (FABA).
Struktur itu telah ditempatkan di perairan Semarang dan Jepara, yang kini menjadi habitat baru bagi ikan-ikan yang perlahan kembali ke kawasan tersebut.
Tak hanya itu, kontribusi Pelindo di bidang pelestarian lingkungan juga telah terlihat dalam pembangunan Taman SDGs Universitas Diponegoro di Jepara pada tahun 2022. Semua ini membentuk rangkaian konsisten dari visi besar Pelindo untuk menjadi pelopor dalam pemberdayaan masyarakat pesisir.
“Dalam jangka panjang, program-program ini diharapkan menjadi model yang bisa direplikasi di wilayah pesisir lainnya di Indonesia,” tegas Ardhy.
Sementara itu Rektor Undip Suharnomo
mengatakan, kerja sama seperti dengan Pelindo ini diharapkan akan terus terjalin. Kerja sama yang di dalamnya terdapat kegiatan penelitian, riset, maupun program pengabdian memang ditujukan untuk membawa manfaat nyata bagi
masyarakat dan lingkungan.
Selain pelatihan teknis, masyarakat juga dibekali keterampilan pemasaran digital dan penguatan kelembagaan lokal. Pendekatan zero waste diterapkan dalam pengolahan limbah ikan menjadi produk bernilai tambah seperti pakan ternak dan tepung ikan.
“Semua ini diarahkan agar masyarakat mampu mengelola sumber daya laut secara mandiri dan berkelanjutan,” sebut dia.
Langkah ini menandai bahwa menjaga laut bukan hanya soal konservasi, tetapi juga tentang memberi harapan baru bagi mereka yang menggantungkan hidup dari birunya ombak. (Karnali Faisal)