Surabaya, Mediatrans – PT Terminal Teluk Lamong (TTL) resmi meluncurkan Standard Operating Procedures (SOP) Berthing Priority untuk layanan kapal curah kering, sebagai langkah strategis meningkatkan efisiensi operasional pelabuhan.
Penandatanganan SOP dilakukan pada Rabu (30/4/2025) oleh Kepala KSOP Utama Tanjung Perak, Agustinus Maun, Division Head Operasi Regional 3 Johanes Wahyu, dan Direktur Utama TTL David P. Sirait.
Sistem Berthing Priority merupakan inovasi yang menggantikan metode First In First Out (FIFO). Sistem ini mengatur urutan sandar kapal berdasarkan pemesanan (booking) yang diajukan oleh pemilik kargo atau agen pelayaran sebelum atau sesudah kapal berangkat dari pelabuhan muat.
Kepala KSOP Tanjung Perak, Agustinus Maun, menyampaikan bahwa SOP ini diharapkan dapat segera diimplementasikan penuh untuk mendukung kelancaran kegiatan pandu dan tunda kapal. “Ini adalah inovasi agile yang memperkuat sistem logistik nasional dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri,” ujarnya.
Menurut Agustinus, sistem ini telah melalui tahap uji coba sejak Oktober 2024 dan terbukti menurunkan waktu tunggu tambat kapal dari rata-rata 8,9 hari menjadi 1,6 hari pada jadwal Mei 2025. Manfaat lainnya termasuk pengurangan risiko demurrage, efisiensi bahan bakar, serta potensi insentif dari charterer atas percepatan bongkar muat.
Direktur Utama TTL, David P. Sirait, mengatakan bahwa Berthing Priority mencerminkan komitmen perusahaan dalam menyediakan layanan unggul dan efisien. “Kapal curah kering kini mendapat kepastian jadwal bongkar melalui sistem transparan dan efektif,” kata David.
David menambahkan, TTL telah menyiapkan dermaga curah kering sepanjang 250 meter dengan fasilitas modern, termasuk 2 unit Grab Ship Unloader (GSU), 4 unit excavator, 2 unit wheel loader, conveyor system langsung ke gudang, serta kedalaman air hingga LWS -14 meter. Kapasitas bongkarnya mencapai 4.000 ton per jam.
Sebagai tindak lanjut, TTL bersama KSOP Tanjung Perak akan melakukan sosialisasi sistem ini kepada seluruh pemangku kepentingan. Ke depan, sistem Berthing Priority diharapkan dapat direplikasi di terminal lain demi menjaga kelancaran distribusi dan stabilitas harga komoditas nasional.