Jakarta, Mediatrans.Id – Di tengah geliat perdagangan global dan lonjakan e-commerce dalam negeri, kapal kargo diprediksi masih menjadi tulang punggung logistik Indonesia pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan pengamat industri perkapalan, Sjaifuddin Thahir, dikutip dari media sosial pribadinya.
Perdagangan Global Masih Bergairah
Menurut Sjaifuddin, Indonesia yang berada di jalur strategis perdagangan dunia, masih akan mengalami tingginya permintaan kapal kargo.
“Perdagangan internasional tidak melambat. Komoditas dari dan ke Indonesia terus bergerak,” ujarnya.
Kapal kargo dibutuhkan untuk mengangkut berbagai komoditas—dari batu bara, minyak mentah, gas alam, hingga hasil pertanian dan barang konsumsi.
Semakin Beragam
Ia menjelaskan bahwa industri pelayaran saat ini menuntut diferensiasi armada sesuai muatan. Misalnya, batu bara diangkut dengan bulk carrier, minyak dengan tanker, dan gas dengan gas carrier. Untuk logistik umum, container ship dan general cargo tetap dominan.
“Jenis kapal menentukan efisiensi pengangkutan. Maka investasi armada harus sesuai kebutuhan pasar,” tegasnya.
Infrastruktur Pelabuhan Tingkatkan Permintaan
Modernisasi pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan dan Makassar menjadi faktor pendorong lain. Pelabuhan yang makin efisien akan mendorong frekuensi bongkar muat dan pengiriman barang yang lebih cepat.
“Konektivitas pelabuhan antarpulau dan antarbenua membuat kapal kargo tetap relevan. Ini peluang bagi pelayaran nasional,” tambahnya.
Booming E-Commerce
Sjaifudin juga menyoroti dampak e-commerce terhadap industri pelayaran. Transaksi daring membutuhkan distribusi barang cepat dan murah ke seluruh Indonesia. Kapal kargo menjadi pilihan utama karena daya angkutnya yang besar dan efisien secara biaya.
“Pertumbuhan e-commerce mendorong sistem distribusi nasional berbasis laut. Kapal barang jadi tulang punggungnya,” ujarnya.
Konektivitas ASEAN
Keterlibatan Indonesia dalam inisiatif Belt and Road Initiative (BRI) serta konektivitas regional ASEAN turut meningkatkan arus perdagangan laut. Jalur maritim regional ini mendorong peningkatan ekspor-impor melalui pelabuhan Indonesia.
“Indonesia berperan dalam jalur strategis Asia. Ini memperbesar permintaan kapal barang lintas negara,” katanya.
Investasi Armada Modern
Melihat prospek positif ini, Sjaifudin mengajak para pengusaha pelayaran berani berinvestasi pada kapal modern. Kapal baru dinilai lebih efisien bahan bakar dan ramah lingkungan, sekaligus memenuhi regulasi pelayaran internasional.
“Jangan ragu. Kapal modern adalah kunci efisiensi sekaligus peluang ekonomi maritim yang lebih besar,” pungkasnya.* (MT-01)