Jakarta, Mediatrans.id – PT Pos Indonesia resmi tancap gas melakukan transformasi besar-besaran untuk menjadi perusahaan logistik nasional berskala raksasa. Tak lagi sekadar perusahaan pos, kini Pos Indonesia dibentuk untuk menjadi logistics aggregator yang melayani seluruh kebutuhan logistik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah, dan masyarakat.
“Pos Indonesia diarahkan pemegang saham untuk fokus menjadi logistik company. Alasannya jelas: dari total belanja logistik nasional sekitar Rp2.400 triliun, hampir 10%-nya berasal dari BUMN. Ini potensi besar,” ungkap Direktur Utama PT Pos Indonesia, Faizal Rochmad Djoemadi dikutip dari Senus Indonesia.
Menurut Faizal, langkah awal transformasi ini fokus pada integrasi seluruh infrastruktur logistik milik BUMN, termasuk truk, kapal, pesawat, gudang, hingga pelabuhan. “Semua itu akan dijahit dalam satu sistem digital bernama GLID (Global Logistics Indonesia Platform), agar logistik BUMN menjadi efisien, transparan, dan bisa ditracking end-to-end,” jelasnya.
Kolaborasi, Bukan Konfrontasi
Berbeda dengan perusahaan swasta yang bermain di valuasi, Pos Indonesia menargetkan profitabilitas nyata. “Kami tidak bisa main bakar duit seperti startup. Sebagai BUMN, kami harus untung. Jadi kami pilih bertarung secara cerdas dan kolaboratif,” kata Faizal.
Ia menegaskan, dalam logistik tidak ada satu pemain pun yang bisa berdiri sendiri. “Karena itu, di dunia logistik kami menerapkan prinsip bersaing saat rebut customer, bersanding saat melayani customer,” ujarnya.
Menjangkau e-Commerce hingga Sosial Media
Untuk merespons booming e-commerce, Pos Indonesia tetap hadir melayani segmen courier express parcel, termasuk marketplace, social commerce, dan live commerce seperti TikTok Shop.
Namun, Faizal menegaskan strategi yang diambil sangat hati-hati. “Kami pilih segmen yang profitable. Tidak bisa asal main harga karena kami harus menghasilkan yield, bukan sekadar valuasi.”
Postblock dan Rebranding untuk Anak Muda
Tak hanya di sektor logistik, Pos Indonesia juga memperkuat lini properti melalui pengembangan creative hub di gedung-gedung heritage miliknya. Postblock di Jakarta menjadi pilot project sukses yang kini dikembangkan ke kota-kota lain seperti Bandung, Medan, dan Surabaya.
“Postblock jadi simbol bahwa Pos Indonesia sekarang relevan bagi anak muda. Tempat ngopi, diskusi, dan pameran UMKM. Heritage tetap terjaga, anak muda terlibat, ekonomi bergerak,” kata Faizal.
Transformasi ini ditargetkan solid dalam lima tahun ke depan. Setelah itu, Pos Indonesia akan siap memperluas layanan hingga ke sektor swasta nasional dan global.*(MT-01/S)