Lampung, Mediatrans.id — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi Lampung resmi menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Optimalisasi Peran Pelabuhan Panjang dalam Sistem Logistik Perdagangan Nasional” di Aula IIB Darmajaya, Senin (19/5).
Forum ini menjadi panggung penting untuk merumuskan langkah konkret menjadikan Pelabuhan Panjang sebagai simpul logistik strategis di Sumatera bagian Selatan.
Ketua Apindo Lampung, Ary Meizari Alfian, menekankan bahwa FGD ini bertujuan mengidentifikasi hambatan utama ekspor-impor, merumuskan kebijakan efisiensi logistik, serta menyusun rekomendasi pembatasan pelabuhan ekspor-impor kepada pemerintah pusat.
“Pelabuhan Panjang perlu penguatan arah pengembangan yang adaptif terhadap kebutuhan ekonomi daerah,” tegasnya.
Lima Isu Strategis Disorot
FGD ini memunculkan lima isu utama yang menghambat optimalisasi Pelabuhan Panjang:
1. Dampak pembatasan impor nasional yang menurunkan aktivitas logistik.
2. Kenaikan biaya logistik akibat pengalihan impor ke pelabuhan lain.
3. Akses logistik internasional ke Lampung yang masih terbatas.
4. Pengakuan Pelabuhan Panjang sebagai simpul logistik Sumatera belum maksimal.
5. Ketidakpastian arah pengembangan karena Rencana Induk Pelabuhan belum ditetapkan.
Harus Jadi “Buffer” Tanjung Priok
Mewakili Gubernur Lampung, Dr. Mulyadi Irsan menyebut Pelabuhan Panjang sebagai “pelabuhan nasional rasa internasional” dengan letak strategis dan infrastruktur yang berkembang pesat.
“Pelabuhan Panjang bisa jadi buffer bagi Pelabuhan Tanjung Priok yang sudah mulai sesak,” ujar Mulyadi. Ia menyoroti tantangan utama seperti pembatasan impor komoditas penting dan belum disahkannya Rencana Induk Pelabuhan.
“Ini seperti sudah punya dapur besar tapi dilarang masak. Tanpa roadmap jelas, kita seperti naik kapal tanpa peta,” tegas Mulyadi.
Mulyadi juga menggarisbawahi pertumbuhan sektor transportasi dan pergudangan Lampung yang melesat 16,66% pada triwulan I-2025—sinyal kuat bahwa logistik Lampung sedang bertumbuh cepat. Ia berharap FGD ini menghasilkan rekomendasi yang solid untuk dibawa ke pemerintah pusat sebagai satu suara.
Dukungan Dunia Usaha
Corporate Affairs Director PT Great Giant Pineapple, Welly Soegiono, menekankan pentingnya revitalisasi Pelabuhan Panjang untuk mendorong efisiensi ekspor.
Sementara itu, GM Pelindo Regional 2 Panjang, Imam Rahmiyadi, menegaskan komitmen Pelindo untuk mendukung solusi konkret dari FGD. “Pelabuhan Panjang harus menjadi kebanggaan Provinsi Lampung dan motor ekonomi Sumbagsel,” ujarnya.* (MT-01)