Makassar, Mediatrans.id – Makassar bersiap menorehkan babak baru dalam sejarah pelabuhannya. Terminal Petikemas Makassar (TPM) yang selama puluhan tahun menjadi denyut nadi logistik di jantung Sulawesi Selatan, segera bertransformasi.
Dermaga sepanjang 1.000 meter dengan lahan penumpukan 126.400 meter persegi itu akan dialihfungsikan menjadi terminal curah yang dikelola SPMT Branch Makassar serta terminal kendaraan modern yang dioperasikan IPCC Satelit Makassar.
Pengalihfungsian lahan ini seiring dengan pemindahan seluruh aktivitas bongkar muat petikemas ke Makassar New Port (MNP) pada awal Januari 2026 mendatang.
Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menegaskan MNP kini menjadi pusat utama layanan petikemas di kawasan timur.
Dengan kapasitas 2,5 juta TEUs per tahun, dermaga 1.000 meter, serta area penumpukan seluas 52 hektar, MNP diyakini mampu menjawab kebutuhan logistik Indonesia Timur yang terus tumbuh.
“Sejauh ini, aktivitas bongkar muat di MNP sudah mencapai 70 persen. Januari 2026, seluruh kegiatan akan terpusat di sana,” ujar Azis.
Transisi Mulus

Seiring perpindahan itu, Subholding Pelindo Multi Terminal (SPMT) Branch Makassar sudah menyiapkan rencana pemanfaatan lahan eks-TPM.
Branch Manager SPMT Makassar, Sardi, memastikan proses transisi akan berjalan paralel. Itu artinya, saat kegiatan bongkar muat 100% di MNP, lahan bekas TPM akan langsung dimanfaatkan SPMT Branch Makassar dan IPCC Satelit Makassar
“Arahan dari Ditjen Hubla melalui KSOP Utama Makassar jelas: pengosongan lahan penumpukan harus segera dilakukan. Lahan ini akan digunakan oleh IPCC Satelit Makassar dan SPMT,” kata Sardi.
Menurutnya, SPMT akan fokus menangani bongkar muat curah di terminal multipurpose, sementara IPCC Satelit Makassar akan mengelola bongkar muat kendaraan.
Dengan skema ini, eks-TPM berubah status menjadi dedicated terminal. “Kami juga tetap mendukung IPCC. Ada lahan SPMT yang bisa dimanfaatkan bersama agar kepadatan kendaraan dapat diatasi, khususnya golongan 5, 6, dan 7 yang sedang tumbuh pesat,” jelasnya.
Injeksi Investasi Rp 5 Miliar
Direktur Utama Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), Sugeng, mengungkapkan pihaknya telah menyiapkan investasi Rp 5 miliar untuk menata dan mengoptimalkan fasilitas eks-TPM. Dana itu sepenuhnya berasal dari internal perusahaan.
“Investasi digunakan untuk perbaikan fasilitas, marka jalur, pagar restricted area, penerangan dan CCTV, hingga renovasi kantor operasional,” papar Sugeng.
Dengan optimalisasi ini, kapasitas terpasang terminal kendaraan Makassar naik menjadi 157 ribu unit per tahun atau meningkat sekitar 23 persen. Potensi tambahan pendapatan pun diproyeksikan mencapai Rp 2 miliar per tahun.
“Transformasi ini sekaligus menjadikan Terminal Satelit Makassar sebagai dedicated terminal kendaraan. Selama ini sebagian lapangan penumpukan masih memanfaatkan lahan pihak lain, sehingga tambahan fasilitas akan memperkuat kinerja operasional,” tambahnya.
Pintu Gerbang Kendaraan ke Timur
Makassar memang dipilih bukan tanpa alasan. Posisinya strategis sebagai pintu gerbang utama Kawasan Timur Indonesia. Setiap bulan, terminal kendaraan di kota ini menangani 7.000–8.000 unit, mulai dari mobil completely built-up (CBU), truk, hingga alat berat. Dengan rata-rata waktu penumpukan hanya 1–3 hari, tingkat produktivitasnya dinilai tinggi.
Ke depan, wajah eks-TPM akan jauh berbeda. Dari terminal petikemas yang sibuk dengan kontainer, ia akan menjelma menjadi terminal curah dan terminal kendaraan yang lebih terfokus, modern, dan berdaya saing. Sebuah transformasi yang makin menegaskan peran Makassar sebagai simpul logistik utama di timur negeri.*** [Karnali Faisal]












