Makassar, Mediatrans.id – Selama dua hari, Senin (8/9) dan Selasa (8/9, Mediatrans.Id mengikuti kegiatan media visit di IPCC Satelit Makassar. Berikut ini hasil laporan dari kegiatan tersebut.
Di bawah langit biru Sulawesi Selatan, dermaga IKT Satelit Makassar (TSM) di Pelabuhan Soekarno Hatta menjadi salah satu simpul penting logistik nasional.
Terminal ini bukan hanya sekadar lapangan parkir raksasa bagi ribuan kendaraan, melainkan juga denyut nadi distribusi kendaraan di Indonesia Timur. Setiap unit kendaraan yang singgah di sini membawa cerita tentang mobilitas, perdagangan, dan pertumbuhan ekonomi.
Realisasi trafik di Terminal Satelit Makassar dalam tiga tahun terakhir menunjukkan dinamika yang menarik. Tahun 2022 tercatat 213.921 unit kendaraan dan alat berat keluar masuk terminal ini. Angka itu melonjak menjadi 232.637 unit pada 2023, dan kembali meningkat ke 235.345 unit pada 2024.
Meski persentasenya tampak hanya tumbuh sekitar 10,01% dalam dua tahun terakhir, ada detail yang lebih penting: beberapa jenis kargo justru menunjukkan lonjakan tajam. Kategori tertentu bahkan mencatat pertumbuhan hingga 76,26%, sebuah sinyal kuat bahwa Terminal Satelit Makassar berhasil menjaga posisinya sebagai hub strategis meski pasar otomotif nasional sedang lesu.
Namun angka tak selalu menceritakan kisah kemenangan. Ada penurunan volume dari prinsipal otomotif akibat stok kendaraan yang masih tinggi di dealer. Industri tambang di timur Indonesia pun mengalami perlambatan produksi, yang otomatis menekan arus truk dan alat berat.
Meski volume menurun, namun pendapatan justeru meningkat. Hal ini disebabkan untuk penumpukan kendaraan golongan 5, 6, dan 7 justeru meningkat dan menyumbang kenaikan pendapatan IPCC Satelit Makassar.
Kapasitas dan Tantangan Over Capacity
Lapangan eksisting terminal dengan luas 21.758 m² sebenarnya dirancang menampung 64.144 unit per tahun. Fakta di lapangan menunjukkan realisasi produksi mencapai 87.550 unit pada 2024. Artinya, terminal sudah bekerja di atas kapasitas optimal—over capacity lebih dari 23 ribu unit.
Harus diakui, over capacity tersebut merupakan bukti bahwa pasar mempercayai layanan yang diberikan IPCC Satelit Makassar. Untuk mengantisipasi meningkatnya over capacity tersebut, ekspansi lahan menjadi sebuah kebutuhan yang tak bisa ditunda.
Rencananya, IPCC akan memanfaatkan lahan bekas Terminal Petikemas Makassar seluas seluas 50.000 m². Lahan seluas itu memiliki kapasitas tampung mencapai 157.933 unit.
Ada pula tambahan lapangan blok 202 dan S seluas 4.000 m², yang sanggup menampung 11.792 unit. Ekspansi ini bukan hanya menjawab masalah teknis, tapi juga mencerminkan keyakinan bahwa arus logistik di kawasan timur akan terus tumbuh.
Momentum Panen Raya
Kabar baik datang dari program pemerintah yang menargetkan panen raya di kawasan timur Indonesia pada September–Desember 2025. Bagi Terminal Satelit Makassar, ini adalah momentum emas. Lonjakan kargo diprediksi tak hanya datang dari distribusi hasil pertanian, tetapi juga dari meningkatnya permintaan kendaraan logistik untuk mengangkut komoditas tersebut.
Dari hal tersebut, IPCC memproyeksikan lonjakan arus kargo di akhir 2025. Bisa disebut, panen raya ini menjadi momentum kebangkitan baru setelah periode penurunan di otomotif dan tambang untuk jenis kendaraan tertentu.
Lebih dari Sekadar Terminal
Pada akhirnya, IPCC Satelit Makassar adalah simbol ketahanan logistik. Ia mengajarkan bahwa di balik angka-angka kargo, terdapat kisah tentang strategi menghadapi pasar yang fluktuatif. Ketika otomotif melambat, terminal ini melirik peluang dari sektor lain.
Makassar, dengan letaknya yang strategis, memang tak pernah sekadar jadi pelabuhan transit. Ia adalah titik temu masa depan logistik Indonesia. Dari sini, kendaraan, alat berat, hingga hasil bumi meluncur ke berbagai wilayah, menyalurkan energi ekonomi ke pelosok negeri.
Menatap ke Depan
Optimisme mengiringi langkah IPCC Satelit Makassar memasuki 2025. Tantangan over capacity dan fluktuasi pasar memang nyata, tetapi ekspansi fasilitas dan momentum panen raya menjadi alasan untuk yakin. Seperti denyut ombak yang tak pernah berhenti di Pelabuhan Soekarno Hatta, semangat untuk menjaga aliran logistik di terminal ini pun tak pernah padam.
Di gerbang timur Nusantara, IPCC Satelit Makassar akan terus menulis kisah tentang daya tahan, adaptasi, dan keberanian menatap masa depan. Karena di dunia logistik, yang bertahan bukanlah yang paling kuat, melainkan yang paling siap menghadapi perubahan.*** [Karnali Faisal]












