Makassar, Mediatrans.Id – Aroma biji kopi yang baru digiling memenuhi udara pagi di kedai Hai Coffee, Gowa, Sulawesi Selatan. Tapi hari itu, suasana berbeda. Bukan hanya pelanggan yang memenuhi ruang duduk, melainkan juga semangat belajar para pelaku UMKM yang haus akan pengetahuan baru. Pada 19 April 2025, PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM), subholding dari PT Pelabuhan Indonesia (Persero), menggelar pelatihan barista sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL).
Kegiatan ini bukan sekadar pelatihan teknis membuat kopi. Lebih dari itu, SPJM ingin membangun pondasi kuat bagi UMKM kuliner, khususnya pengelola kedai kopi, agar mampu bersaing secara sehat dan berkelanjutan di tengah industri yang makin dinamis. Dari manajemen SDM, pencatatan keuangan, hingga strategi pemasaran, seluruh aspek pengelolaan usaha mulai disentuh.
“Untuk tahap awal ini kami membekali barista dengan pengetahuan dasar, mulai dari sejarah kopi di Indonesia, jenis dan karakter kopi, alat pembuatan kopi, hingga teknik penyeduhan,” ujar Tubagus Patrick, SVP Sekretaris Perusahaan SPJM. Dalam pelatihan ini, SPJM menggandeng tim espressoman.id yang telah berpengalaman di dunia pelatihan kopi dan barista.
Muhammad Yusuf, salah satu peserta pelatihan, mengaku antusias. “Dulu saya hanya tahu menyeduh kopi, sekarang saya tahu kenapa suhu air, jenis gilingan, dan teknik penyajian bisa mempengaruhi rasa. Ini membuat saya lebih percaya diri dan ingin menyajikan kopi yang punya cerita di balik rasanya,” ujarnya.
Tak hanya pelatihan, SPJM juga memberikan bantuan berupa alat penunjang usaha. Hal ini merupakan bagian dari pendekatan TJSL yang berorientasi pada keberlanjutan. Program TJSL SPJM tak lagi sekadar pemberian bantuan sesaat, melainkan bentuk penciptaan Corporate Social Value — nilai sosial yang sejalan dengan arah bisnis perusahaan.
“UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional. Memberikan dukungan kepada mereka bukan hanya soal tanggung jawab sosial, tapi tentang bagaimana kita bersama menciptakan dampak jangka panjang,” tegas Tubagus.
Kopi di cangkir memang bisa habis, tapi semangat untuk terus belajar dan berkembang seperti yang ditunjukkan SPJM dan para pelaku UMKM di Gowa tampaknya akan terus mengalir. Di balik setiap tegukan kopi, kini terselip harapan baru: menjadikan UMKM bukan hanya pelengkap, tapi pemain utama dalam geliat ekonomi negeri. (Karnali Faisal)