Jakarta, Mediatrans.Id– Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2025 melambat menjadi 4,87%, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5,11%. Chairman Asosiasi Logistik dan FIorwarder Indonesia (ALFI) Institute, Yukki Nugrahawan Hanafi, menilai perlambatan ini harus segera direspons pemerintah dengan memperkuat konsumsi domestik dan meningkatkan belanja negara.
“Melambatnya konsumsi domestik dan belanja pemerintah telah berdampak langsung pada perlambatan pertumbuhan ekonomi. Tekanan global, terutama pasca kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat, makin memperparah situasi,” tegas Yukki kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Meski begitu, Yukki menilai capaian pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 masih berada dalam rentang target pemerintah yaitu 4,7%-5,5%. Namun, ia mengingatkan bahwa fondasi ekonomi nasional saat ini tengah tertekan, terutama oleh lemahnya daya beli kelas menengah dan bawah, efisiensi belanja pemerintah, serta keterbatasan ruang fiskal.
“Struktur PDB kita sangat bergantung pada konsumsi domestik, yang kontribusinya mencapai 55%. Ini adalah kekuatan kita, tapi juga titik rawan jika tidak diperkuat,” ujar Yukki.
ALFI Institute mendorong pemerintah memberikan stimulus langsung bagi sektor UMKM, menciptakan lapangan kerja di industri manufaktur, serta mempercepat realisasi belanja negara agar ekonomi kembali bergairah.
Ia mengutip riset CORE Indonesia yang menyebutkan adanya tanda-tanda pelemahan konsumsi domestik, seperti turunnya indeks penjualan riil, deflasi menjelang Ramadan, dan menurunnya mobilitas masyarakat saat libur panjang.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pemerintah berkomitmen mendorong konsumsi dalam negeri sebagai motor penggerak ekonomi, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai catatan, realisasi investasi kuartal I 2025 tercatat Rp 465,2 triliun, tumbuh dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 401,5 triliun. Program MBG juga telah menjangkau 82,9 juta penerima dan membuka 54.000 lapangan kerja baru.*(MT-01/I)