Teheran, Mediatrans.id – Dunia sedang menyaksikan sebuah perubahan besar dalam peta logistik dan geopolitik global. Untuk pertama kalinya, kereta barang dari China meluncur langsung menuju Iran, menembus gurun, gunung, dan batas geopolitik yang selama ini dijaga ketat oleh kekuatan Barat. Rute darat ini mempersingkat waktu pengiriman dari 40 hari menjadi hanya 15 hari—dan lebih dari itu, ia membawa pesan yang tajam: era dominasi jalur laut sedang berakhir.
Dibangun berdasarkan perjanjian senilai USD 400 miliar antara Beijing dan Teheran pada 2021, jalur ini merupakan bagian dari ekspansi strategis Belt and Road Initiative (BRI) China.
“Kereta ini bukan hanya mengangkut barang, tapi juga kedaulatan,” tegas CEO Pelabuhan Aprin, Iran.
Geopolitik di Atas Rel
Rel baja yang menghubungkan Provinsi Xi’an di China ke pelabuhan kering Aprin di Iran ini melintasi Kazakhstan dan Turkmenistan. Di tengah konflik di Laut Merah, serangan drone Houthi, dan melonjaknya biaya logistik global, kereta ini muncul sebagai alternatif pengiriman yang lebih aman dan efisien.
Analis kawasan Asia-Pasifik dan Laut China Selatan, Rita Sharma, menyebut dalam kolomnya di Eurasian Times, bahwa proyek ini adalah bagian dari strategi bersama Iran dan China untuk melemahkan dominasi global AS.
“Iran yang kuat di Teluk Persia adalah mitra ideal bagi Beijing untuk mengamankan akses energi dan memperluas pengaruhnya di Timur Tengah,” katanya.
Konfigurasi Cincin Emas: China, Iran, dan Sekutu Baru
Langkah ini bukan satu-satunya manuver geopolitik China. Dalam rencana jangka panjangnya, Beijing tengah membangun koridor kereta lintas negara bersama Iran, Kazakhstan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Turki. Visi akhirnya: menghubungkan Pelabuhan Chabahar (Iran) dan Gwadar (Pakistan) dalam konfigurasi strategis yang disebut sebagai “Golden Ring”, membentuk jalur perdagangan darat dari Pasifik ke Mediterania.
Sementara itu, India pun mulai panik. Proyek Chabahar-Zahedan yang didukung New Delhi terancam tertinggal jauh, dibayangi kedekatan strategis AS-India yang justru memperlambat kecepatan eksekusi proyeknya.*(MT-02/IC)