Jakarta, Mediatrans.Id – Mengantisipasi lonjakan arus barang pasca libur panjang Hari Raya Waisak dan cuti bersama, Terminal Petikemas Koja (TPK Koja) melakukan langkah antisipatif guna menghindari potensi penumpukan.
Terminal yang menjadi salah satu pintu utama ekspor-impor nasional ini sigap dengan menyiapkan pola kerja 24 jam, memperkuat kinerja SDM, serta memastikan peralatan bongkar muat utama seperti quay crane, RTG, dan reach stacker siap beroperasi. Manajemen TPK Koja memastikan kesiapan seluruh RTG beroperasi non-stop demi kelancaran bongkar muat.
“Semua peralatan maupun personel kami siaga penuh,” tegas Paulus Cahyandaru, Sekretaris Perusahaan TPK Koja.
Tak hanya itu, TPK Koja juga berkoordinasi dengan semua stakeholder seperti KSOP, Bea Cukai, hingga asosiasi pengguna jasa untuk memastikan setiap celah kemacetan terpenuhi dengan solusi. Koordinasi intens dilakukan sebagai tameng terhadap ancaman kepadatan.
Langkah lainnya, TPK Koja juga menghimbau depo mitra untuk tetap beroperasi selama libur.
“Penarikan kontainer di hari libur adalah kunci mengurai potensi bottleneck di lapangan. Terminal tidak bisa menunggu sampai libur usai,” ujar Paulus.
Dengan sistem monitoring real-time, TPK Koja mengklaim YOR (Yard Occupancy Ratio) masih di bawah 50%. Sebuah angka yang menandakan kesiapan penuh menghadapi lonjakan pasca libur.
Tim layanan pelanggan juga diperkuat. Ruang Information Centre disiagakan 24 jam untuk memberikan informasi dan solusi atas kendala pengguna jasa.
Dengan langkah-langkah tersebut, kekhawatiran terjadinya penumpukan truk kontainer yang berdampak pada kemacetan bisa diantisipasi sejak awal. Kesiapsiagaan manajemen TPK Koja menjadi bukti komitmennya dalam menjaga stabilitas logistik nasional.*(MT-01/R)